Jangan Pernah Bakar Semangat

Tangis haru pemain Garuda Asia usai dikalahkan Australia.(foto:indosport)



(1)
Kalau semangat Timnas senior hancur lebur, jangan disalahkan. Bukankah kita-kita juga yang telah gegap gempita membakar semangat mereka? Makanya hancur jadi abu.

(2)
Kusapa Garuda, tapi ia tetap melengos. Bagaimana mungkin aku akan mendukungmu, kalau begini caranya?

(3)
Cobalah kreatif dan jangan stagnan. Misalnya mengganti judul-judul berita:
 THAILAND DIJAMU INDONESIA" (makanya lawan-lawan tambah kuat) ganti dong dengan:
"THAILAND DIRENDANG INDONESIA" dijamin Iran hohaa..hoohaa..kepedesan dan loyo karena kolesterol... #usul lagi.

(4) Kita selalu menjadi bangsa yang inferior.  Contohnya, dalam pertandingan sepakbola atau olahraga kita selalu mengatakan "Indonesia MELAWAN Malaysia"
Coba lebih percaya diri dengan mengganti kalimatnya menjadi "Indonesia MELADENI malaysia".

(5)
Kenapa surat panggilan jarang direspon alias yang disurati tidak datang?
Karena kita terbiasa menyampaikan surat dengan cara yang tidak benar. Sering bukan kita dengar, KAMI SUDAH MELAYANGKAN SURAT PANGGILAN KEPADA ....." Makanya jarang nyampai ke alamat. 

(6)
Siapa yang lebih sukses, polisi atau penjahat? 
Yang sering diberitakan sukses adalah penjahat.
Buktinya, sering kita baca berita berbunyi: "Perampok tersebut BERHASIL ditangkap petugas kepolisian"

(7) Mengapa masyarakat kita tidak patuh kepada pemerintah? 
Karena sering kita dengar kalimat "Pemerintah MENGIMBAU masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan". 
Imbauan biasanya direspon dengan sahutan, bukan melakukan atau tidak melakukan tindakan.
Harusnya 'Pemerintah MENYURUH masyarakat mematuhi protokol kesehatan".


Anda punya fakta lain?



Oce Satria, diperbarui 2020