BAPAK, ENGKAU LELAKIKU

BAPAK, ENGKAU LELAKIKU

Tersebab kita sesama lelaki,
aku-ku dan aku-mu berdiam
dalam azzam
selalu begitu,

Engkau tak pernah lagi memelukku
tersebab aku bukan lagi kanak-kanak.
Padahal aku dan engkau
sama-sama merindu
saling berpagut

Engkau juga yang melukis masa depan di buku gambarku,
lukisan lelaki mengepal tinju
tanpa pisau apatah lagi pedang,
tersebab aku adalah lelaki,
"Buku tanganmu adalah pedang yang sudah kubaluri doa,"
begitu engkau berwasiat.

Tersebab aku dan engkau adalah lelaki,
air mata jangan sekali tumpah,
"buruk kan disebut, jika kau mengumbar isak, selamanya
kau tak kan menuai tuah, begitu petuahmu.

Tapi,
Tersebab aku adalah anakmu,
Bersiberai tangisku,
meski kusembunyikan di balik pintu dapur,
mendapati engkau terbaring tanpa kata.
Engkau berpulang.

**** In Memoriam My Dad, Serma (Pol) Taroesman Koto