Puisi: Bintang Dusta


Oce Satria

Semalam kulihat bintang dua
menyeruak dalam gelap
Lagaknya pura-pura terang, 
Apakah ia si Orion "sang pemburu" dengan busur panah di tangannya?
Bukan, bukan.

Aku menduga itu dua bintang yang menipu
Sebab terangnya tak membuat terang.
Dan benar saja,
Tuhan mengirimkan awan 
lalu menghempaskan hujan.
Bintang dua mati.
Gelap.

Aku menunggu bintang sebenar bintang, 
yang berahim pada Nebula: 
Mintaka, 
Alnilam,
Alnitak, 
Rigel, 
Saiph, 
Betelgeuse,  
Bellatrix

Sayang, mereka sembunyi
atau mungkin sedang berkomplot

Tapi mana mungkin,
Bintang tak punya nurani
tak punya hati
tak punya kehendak
tak peduli akhlak
mereka hanya benda langit

Jadi sia-sia kau percaya bintang

Aku mulai tak percaya bintang: dua, tiga, empat atau besar sekali pun,
Aku membakar lilin saja,
Sebab di terangnya 
aku akan bercinta 
dengan romantisme malam 
dalam geliat yang sederhana,
lupakan gonjang ganjing malam 
yang menipu.

Aspal kota
12/2020